Petugasmelakukan Anamnesa : 1) Menanyakan Identitas 2) Menanyakan riwayat kehamilan yang sekarang dan yang lalu 3) Menanyakan riwayat menstruasi 4) Menanyakan riwayat persalinan yang lalu dan pemakaian alat kontrasepsi 5) Menanyakan riwayat penyakit yang diderita dan riwayat penyakit keluarga 6) Menanyakan keluhan pasien 7) Mempersilahkan Ibu Hamil ke Labolatorium untuk periksa Hn dan golongan darah (untuk Bumildengan K1), pemeriksaan Hb diulang pada umur kehamilan trisemester III, serta Menganjurkanibu untuk melakukan senam hamil yang diajarkan di rumah, ibu mengerti. 7. Memberi penyuluhan tentang kehamilannya pada ibu, ibu memahami. 8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 mggu setelah kunjungan atau bila ada tanda-tanda persalinan, ibu mengerti dan akan melakukan nya. Diposting oleh bidan tinie purwati di 00.39. GambarIII.A.5 Cakupan Pemberian 90 Tablet Tambah Darah (Zat Besi) pada Ibu Hamil Menurut Kabupaten Kota di Jawa Barat Tahun 2017 22 Gambar III.A.6 Cakupan Imunisasi TT2+ pada Ibu Hamil Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 23 Gambar III.A.7 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di 1 Identifikasi Ibu Hamil Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami, dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur. 2) Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal Kunjunganrumah kepada ibu hamil resiko tinggi sejak kehamilan muda dan terutama sejak umur kehamilannya 34-36 minggu. 2) Tujuan Deteksi oleh tenaga kesehatan pada ibu hamil resiko tinggi sehingga dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik, melahirkan bayi yang sehat dan memperoleh kesehatan yang optimal. Jikaibu hamil merasa lelah, pusing atau tertekan atau pandangan mata bermasalah, sakit kepala akan lebih sering terjadi atau makin parah, jika sebelumnya menderita migrain kondisi ini dapat semakin bermasalah selama 3 sampai 4 bulan pertama kehamilan. Jadwal Kunjungan Di Rumah Ibu nifas sebaiknya paling sedikit melakukan 4 kali kunjungan SOPKunjungan Rumah Ibu Hamil, Bersalin, Nifas dll.docx: SOP Kunjungan Ulang Akseptor KB IUD.docx: sop leopold 4 n vt.doc: SOP Linen.docx: SOP luar gedung.doc: SOP Manajemen Air Ketuban Bercampur Merkonium.docx: SOP Manajemen Aktif Kala II.docx: SOP Manajemen Aktif Kala III.docx: kunjunganantenatal care dapat dilakukan pada. Trimester 1 : dua kali pada kehamilan 11 minggu. Trimester 2 : satu kali pada usia kehamilan 12 minggu sampai 24 minggu. Trimester 3 : tiga kali pada usia kehamilan di atas 24 minggu sampai 40 minggu. adapun asuhan standar antenatal care adalah 10T. znSqan. KUNJUNGAN RUMAH IBU HAMIL RESIKO SOP/ / UKM /2020No. Revisi 0TanggalTerbit Januari 2020Halaman 1/2UPT PUSKESMASNGAWI PURBA Merry PuspitaNIP 19780525 200604 2 009  kunjungan ke rumah ibu hamil sejak kehamilan muda danterutama sejak umur kehamilannya 34-36 minggu bagi ibuhamil tidak pernah memeriksakan kehamilan karena oleh tenaga kesehatan pada ibu hamil resiko tinggisehingga dapat menyelesaikannya dengan baik, melahirkan bayiyang sehat dan memperoleh kesehatan yang Keputusan Kepala Puskesmas Ngawi Purba No SK/ /UKM/ 2020, KIA Depkes RI tahun 2009Buku KIA Kab Ngawi 2014Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu Kemenkes RI 2014 / Bahan kohort kohort /Doppler kain pengukur tinggi fundus pengukur mempersiapkan alat dan ibu hamil yang tidak datang ke rumah ibu pelayanan sesuai dengan hasil pelayanan Antenatal pelayanan tindak lanjutKONSELINGPENCATATAN Visitas ao recém-nascido no hospital Os primeiros dias após o parto são fundamentais para os pais e para o bebé. Atualmente, no caso de parto normal sem complicações, a mãe e o bebé podem estar em casa ao fim de 2 dias e, no caso de uma cesariana, ao fim de 3 dias após o nascimento, aproximadamente. O nascimento de um bebé é um acontecimento feliz mas que também pode gerar muita ansiedade nos pais, especialmente, os de primeira viagem, para os quais tudo é novidade. Muita gente irá tentar dizer-lhes como devem fazer para serem “bons pais” mas, o essencial todos sabem fazer estar atento e cuidar com muito carinho das necessidades do bebé mas também da mãe e, naturalmente, do pai e dos irmãos. Antecipar e organizar Alguns casais organizam muito bem os dias a seguir ao parto ainda durante a gravidez quem fica responsável pela gestão das visitas no hospital/ maternidade e em casa, quem vai às compras e prepara as refeições, quem dá banho ao novo bebé, quem vai buscar os outros filhos ao jardim-de-infância ou à escola, entre muitas outras pequenas tarefas que compõem os dias de qualquer família. A gestão das visitas Nos primeiros dias, a gestão das visitas é um ponto melindroso e que deve ser devidamente planeado para não haver mal-entendidos, especialmente com os familiares e amigos mais chegados que, simpaticamente, anseiam por conhecer o bebé. Para os pais, são momentos de alegria mas também cansativos e stressantes. Os primeiros dias Nos primeiros dias, o recém-nascido está a adaptar-se a uma nova realidade, fora do conforto do útero e a estabelecer as suas primeiras rotinas do sono e alimentação, a mãe a recuperar do parto, a lutar contra os efeitos das hormonas, a pensar se está a fazer tudo bem e dedicada aos cuidados como a amamentação e o pai responsável pela casa e pelos outros filhos, que também têm que se adaptar à chegada de mais um elemento que vai, como toda a certeza, concentrar as atenções. São dias exigentes para todos, sem exceção. Velar pela comodidade e tranquilidade da mãe e do bebé é um papel que pode ficar para o pai. Muitas vezes, isso significa gerir com sensibilidade as visitas no hospital/ maternidade e durante as primeiras semanas em casa. O nascimento de um bebé é um momento íntimo, de grande cumplicidade do casal onde se misturam variados sentimentos e emoções. E a gestão de tudo isto exige tempo e tranquilidade. A necessidade de limitar o número de visitas e o tempo de cada visita pode não ser bem entendido por todos. É importante que as visitas compreendam que não estão a ser afastadas. Mas sim que o casal, e o bebé, precisam de espaço e de tempo para se adaptarem, para se conhecerem mutuamente, para encontrarem a sua forma de fazer as coisas e para estabelecerem uma nova dinâmica familiar. KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN RUMAH A. PENDAHULUAN Pelayanan kebidanan dasar memerlukan pentingnya pemberdayaan ibu dan keluarga dengan bantuan Bidan untuk mengatasi masalah yang mungkin dijumpai selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. Dalam memberikan pelayanan kebidanan dasar juga perlu diperhatikan bahwa sasaran langsung pelayanan adalah ibu dan janin serta bayi baru lahir. Pelaksanaan pelayanan KIA mempunyai tugas untuk melakukan pemeriksaan kehamilan dan konseling terhadap ibu hamil serta keluarganya agar ibu hamil dapat melalui kehamilannya dengan sehat dan selamat B. LATAR BELAKANG Sebagian ibu hamil tidak pernah memeriksakan kehamilan karena beberapa alasan. Mereka perlu dikunjungi ke rumahnya sejak kehamilan muda dan terutama sejak umur kehamilannya 34-36 minggu. Oleh karena itu, banyak ibu hamil resiko tinggi yang tidak terdeteksi oleh tenaga kesehatan. C. TUJUAN - Mengetahui identitas pasien dan keluarga serta perilaku kehidupan sehari-hari - Mengetahui secara dini riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu - Mengetahui umur kehamilan, supaya dapat mengetahui perkiraan persalinan - Mengenali sejak dini faktor resiko dan resiko tinggi - Memberikan konseling pada ibu serta keluarga tentang keadaan kehamilannya - Memotivasi ibu supaya merencanakan pertolongan persalinanya dengan tenaga kesehatan D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIANNYA - Anamnesis - Pemeriksaan Fisik - Pemberian pelayanan sesuai dengan kebutuhan - Pencatatan hasil pelayanan Antenatal Care - Memberikan pelayanan tindak lanjut - Menentukan faktor resiko ibu hamil E. CARA PELAKSANAAN - Kegiatan pemeriksaan bumil di rumah ibu hamil - Kegiatan di luar gedung dilaksanakan pada waktu yang ditentukan - Kunjungan rumah Bumil Resti dilakukan oleh Bidan desa, pemegang wilayah setempat. F. SASARAN Bumil dari umur 0 minggu – 40 minggu yang beresiko tinggi. G. JADWAL kunjungan rumah ditentukan oleh Bidan Desa pemegang wilayah. H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN Sasaran terlayani dengan baik, target persalinan oleh tenaga kesehatan, kunjungan rumah bumil resti dapat tercapai, cakupan target bumil terpenuhi. I. PENCATATAN DAN PELAPORAN Dilaksanakan sesuai dengan prosedur pelaksanaan pada bumil resti. J. Dokumen Terkait - Format laporan bulanan - Buku rekapan Bidan - Buku KIA KUNJUNGAN RUMAH IBU HAMIL RESTI UPTD Puskesmas Lampung Timur Sri Bhawono Nomor 000/ /pkm-2101 / / 2016 SOP Terbitke - - u Halaman DitetapkanKepala 1 TTD, UPTD Puskesmas Sri Bhawono Nam Suwanto, SKM., a 19730402 NIP 199703 1 004 1 Pengertian Kunjungan rumah kepada ibu hamil resiko tinggi sejak kehamilan muda dan terutama sejak umur kehamilannya 34-36 minggu. 2 Tujuan Deteksi oleh tenaga kesehatan pada ibu hamil resiko tinggi sehingga dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik, melahirkan bayi yang sehat dan memperoleh kesehatan yang optimal. Serta untuk menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi. 3 Kebijakan SK Ka UPTD tentang kunjungan rumah ibu hamil resti 4 Referensi Buku KIA 5 Langkah- Alat dan bahan langkah/ Prosedur 1. 2. 3. 4. 5. Alat tulis Buku kohort ibu Buku kohort bayi Dopler / leanec Metline 6. Pita pengukur LILA 7. Tensi meter 8. Stetoskope Persiapan 1. Petugas mempersiapkan alat dan bahan 2. Mendata Ibu hamil Resti Pelaksanaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kunjungan ke rumah ibu hamil resti Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemberian pelayanan sesuai kebutuhan Pencatatan hasil pelayanan antenatal care Memberikan pelayanan tindak lanjut sesuai dengan resiko ibu hamil 7. Konseling 8. Pencatatan dan pelaporan 6 Unit Terkait Kader kesehatan, Bidan, dokter Kerangka Acuan Ibu Nifas A. Pendahuluan Pelayanan kebidanan dasar memerlukan pentingnya pemberdayaan ibu dan keluarga dengan bantuan Bidan untuk mengatasi masalah yang mungkin dijumpai selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. Dalam memberikan pelayanan kebidanan dasar juga perlu diperhatikan bahwa sasaran langsung pelayanan adalah ibu dan janin serta bayi baru lahir. Salah satu tugas pelaksana pelayanan KIA yaitu untuk melakukan pemeriksaan ibu dan bayinya selama masa nifas. Pemeriksaan pertama dilaksanakan segera setelah 6 jam setelah persalinan. Selanjutnya diperlukan 3 kali pemeriksaan nifas, yaitu pada hari ke-3, ke-14, ke-40 setelah persalinan. Dengan tujuan supaya kesehatan ibu dan bayi tetap terkontrol dan bisa mengetahui tanda bahaya yang mungkin timbul dan apa yang perlu dilakukan bila hal tertebut terjadi. B. LATAR BELAKANG Masa nifas, yang berlangsung selama 6 minggu setelah persalinan, merupakan masa kritis dalam kehidupan ibu maupun bayi. Sekitar 60 % kematian ibu terjadi segera setelah lahir, dan hampir 50 % dari kematian pada masa nifas terjadi 24 jam pertama setelah persalinan. Hal ini tidak berbeda pada bayi. Dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu pertama setelah kelahiran. Pemantauan ketat, perawatan ibu dan bayi, serta konseling oleh Bidan akan sangat membantu dalam mencegah kematian tersebut TUJUAN  6 jam pertama setelah persalinanv Menilai perdarahan§ Memeriksa bayi untuk pertama kali§ Mengajarkan pada ibu dan keluarga tentang kebutuhan bayi§ Memastikan bayi tetap hangat dan diberi ASI§ 3 hari setelah persalinanv Menilai infeksi dan perdarahan§ Memberitahu ibu tentang tanda bahaya dan cara perawatan dirinya.§ Menganjurkan ibu untuk minum tablet tambah darah sampai 40 hari setelah persalinan.§ Kunjungan pada minggu keduav Memeriksa involusi uterus§ Memeriksa keadaan bayi§ Memberi penjelasan kepada ibu cara merawat diri dan bayinya selama sisa masa nifas, termasuk KB dan pencegahan infeksi saluran reproduksi.§ Minggu keenamv Mengenali tanda bahaya, bila ada.§ Membahas KB, menyusui bayi dengan ASI, dan perawatan bayi selanjutnya.§ KEGIATAN POKOK DAN RINCIANNYA Anamnesis - Pemeriksaan Fisik - Pemberian pelayanan sesuai dengan kebutuhan - Menentukan tindakan yang tepat - Mencatat hasil pelayanan E. CARA PELAKSANAA Kegiatan pemeriksaan ibu nifas di gedung dilaksanakan di ruang KIA Puskesmas Kalimas - Kegiatan di luar gedung dilaksanakan pada waktu yang ditentukan - Kunjungan rumah pada ibu nifas dilakukan oleh Bidan desa, pemegang wilayah setempat. F. SASARAN Bagi ibu dan bayi selama masa nifas, yaitu 40 hari setelah persalinan. G. JADWAL - Di dalam gedung setiap hari kerja di Ruang KIA Puskesmas Kalimas - Di luar gedung, setiap kegiatan Posyandu di kunjungan desa dan kunjungan rumah di tentukan oleh Bidan Desa pemegang wilayah. H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN Sasaran terlayani dengan baik, tanda bahaya pada masa nifas dapat segera ditangani, cakupan target ibu nifas terpenuhi. I. PENCATATAN DAN PELAPORAN Dilaksanakan sesuai dengan prosedur pelaksanaan pada ibu nifas KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI 1. Latar Belakang Menikah merupakan tahapan yang penting bagi setiap pasangan yang sudah menemukan belahan jiwa. Setelah cukup lama saling mengenal satu sama lain, berbagi cerita dan berusaha menyatukan ide-ide. Hubungan akhirnya mencapai titik tertinggi. Tentulah persiapan yang matang untuk menjadikannya sebagai saat-saat yang paling indah adalah layak untuk dilakukan. Waktu, tenaga dan dana yang besar diberikan untuk melakukan persiapan pernikahan. Namun seringkali ada yang luput dari list persiapan pra nikah. Selain persiapan pesta pernikahan, sudah sewajarnya pasangan mempersiapkan diri untuk menghadapi bahtera rumah tangga yang akan dijalaninya. Pernikahan tidak semudah apa yang diceritakan oleh cerita-cerita dongeng putri ketika masih kecil. Jika dalam istilah menikah itu harus dipersiapkan lahir batin, yang juga harus diperhatikan dan dimasukkan ke dalam list pra-nikah adalah persiapan kesehatan pasangan. Tidak hanya sehat secara fisik yang harus diperhatikan namun juga sehat menurut definisi yang luas. Berdasarkan definisi sehat menurut Badan Kesehatan Dunia WHO adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh dan tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan. Jadi kesehatan pasangan pra nikah penting sekali untuk mendukung tercapainya pernikahan yang langgeng sampai hari tua. Pernikahan yang bisa saling mengisi dan beradaptasi, bisa mengatasi masalah yang dihadapinya dengan bijaksana dan dewasa. Idealnya tes kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan sebelum dilakukan pernikahan. Tes kesehatan pra nikah dapat dilakukan kapanpun selama pernikahan belum berlangsung. Jika pada saat pengecekan ternyata ditemui ada masalah maka pengobatan dapat dilakukan setelah menikah.. 2. Kegiatan Yang Dilaksanakan Uraian Kegiatan Kegiatan dilakukan dengan mengadakan penyuluhan kesehatan reproduksi kepada pasangan calon pengantin di KUA Kecamatan Pontianak Timur. 3. Tujuan Tujuan kegiatan penyuluhan kesehatan Reproduksi, yaitu untuk memberikan pengetahuan kesehatan reproduksi kepada pasangan calon pengantin mengenai Imunisasi TT, Kehamilan, Keluarga Berencana dan Penyakit Infeksi Menular Seksual. 4. Indikator Keluaran dan Hasil a. Indikator Keluaran Banyaknya pasangan calon pengantin yang hadir pada kegiatan penyuluhan tersebut. b. Indikator Hasil Meningkatnya pengetahuan pasangan calon pengantin tentang Imunisasi TT, kehamilan, Keluarga Berencana dan Penyakit Infeksi Menular Seksual. 5. Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan dengan cara penyuluhan Kesehatan Reproduksi dengan cara ceramah, diskusi, serta tanya jawab. 6. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan ini dilaksanakan di gedung KUA Kecamatan Pontianak Timur. 7. Pelaksana Pelaksanan Kegiatan Kegiatan ini dilaksanakan oleh 2 dua orang petugas. 8. Jadwal dan Biaya Kegiatan a. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan Dilaksanakan pada setiap hari Rabu setiap minggunya. b. Biaya Pelaksanaan Kegiatan Biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan ini yaitu KAK KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMANTAUAN NEONATAL RESTI A. PENDAHULUAN Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaikbaiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun terjadi pada masa neonatus. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan faali. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologik. B. LATAR BELAKANG Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan anatomik, dan lingkungan yang kurang baik dalam kandungan, pada persalinan maupun sesudah lahir. Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan. Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan bayi baru lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan, si bayi akan mempunyai kesempatan hidup yang kecil. Yang termasuk neonatus resiko tinggi yaitu diantaranya sebagai berikut 1. BBLR 2. asfiksia neonatorum 3. sindrom, gangguan pernafasan 4. ikterus 5. perdarahan tali pusat 6. kejang 7. hypotermi 8. hypertermi 9. hypoglikemi 10 tetanus neonatorum C. Tujuan  Tujuan Umum Kegiatan ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan pemantauan bayi dengan resiko tinggi , menilai dan meningkatkan kemampuan ibu dan keluarga dalam merawat bayi dengan resiko tinggi sehingga bayi mendapatkan perawatan dengan Optimal.  Tujuan Khusus 1. Menurunkan angka kematian bayi dan balita 2. Ibu dan keluarga menjadi trampil merawat bayi D. Keluaran yang diharapkan  Indikator Keluaran Menurunnya Angka kematian bayi di kecamatan jangkar dan seluruh bayi dengan komplikasi mendapatkan pelayanan Tenaga Kesehatan sesuai target MDGs  Keluaran Laporan hasil kegiatan pentauan bayi dengan resiko tinggi E. Cara Pelaksanaan Kegiatan a. Metode Pelaksanaan - Penemuan Kasus - Pemantauan - KIE keluarga tentang tata cara perawatan bayi b. Tahapan kegiatan - Persiapan sasaran - Pelaksanaan Kegiatan - Pelaporan F. SASARAN Bayi dengan resiko tinggi G. JADWAL PELAKSANAAN BULAN...............2016 H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Evaluasi dilakukan oleh ketua tim PMKP terhadap pelaksanaan kegiatan dimana hal yang dievaluasi adalah ketepatan waktu, baik pembukaan, pengisian materi maupun penutupan dan partisipasi peserta workshop yang tercermin dalam diskusi yang aktif. I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN - Pencatatan dilakukan oleh notulen terhadap pelaksanaan workshop Laporan pelaksanaan kegiatan harus disusun pada tiap akhir tiap kegiatan palinglambat 1 minggu setelah kegiatan dilaksanakan. J. Biaya Biaya kegiatan ini akan dibebankan pada DIPA TP BOK tahun 2015 Satker Dinas Kesehatan Ka